Blueberry, Gitar Ukiran Khas Bali yang Go International

Posted: | | Label: , , ,
 Berawal dari seorang pemahat patung, I Wayan Tuges telah bertransformasi menjadi pembuat gitar dengan ukiran khas Bali yang bercita rasa tinggi. Gitar-gitar produksinya seharga puluhan juta rupiah itu pun sebagian besar telah terjual di berbagai belahan dunia seperti Kanada, Jepang, Eropa dan Amerika Serikat.

Ide untuk membuat gitar bernilai seni tinggi itu timbul setelah pengusaha dan musisi asal Kanada, Danny Fonfeder tertarik dengan seni pahat karya Tuges. Untuk membuat gitarnya tak hanya indah dipandang mata, Tuges yang lahir pada 7 Oktober 1952 itu kemudian belajar dari pembuat gitar profesional asal Amerika, George Morris.

"Saya aslinya pemahat batu, pemahat patung, tapi tahun 2005 saya mulai belajar pahat gitar," ujar Tuges saat ditemui di rumah produksi gitarnya di Jalan Baruna No. 5 Guwang, Sukowati, Bali.



Alat musik petik buatan tangan anak bangsa itu lahir dari bahan-bahan pilihan berkualitas seperti rose wood, kayu mahoni, kayu eboni, dan alascan spruce. Selain menggunakan bahan-bahan impor, beberapa tahun belakangan ini Tuges juga mulai melirik kayu lokal yang ternyata memiliki kualitas yang tak kalah bagus.


Harga gitar Blueberry pun bervariatif tergantung bahan yang dipakai serta tingkat kesulitan dan ornamen dalam ukiran gitarnya. Untuk menghasilkan gitar siap pakai, dibutuhkan waktu berbulan-bulan.

Selain mengutamakan detail pada ukiran, Tuges yang membawahi sekitar 45 pemuda Bali dengan tangan-tangan kreatifnya itu juga mengawasi ketat kualitas suara yang dihasilkan gitar produksinya. Dengan harga jual mulai US$ 3.000, gitar Blueberry memang lebih laku di pasar internasional.



"Orang bule yang pesan ke saya kadang mereka merasa segan dengan hasil seni yang saya buat, mereka merasa harga US$ 3.000 itu tidak seberapa dengan gitar yang mereka pesan. Begitu ketemu saya lagi, mereka kasih tanda terima kasih Rp 5 juta sebagai bonus," tuturnya.

Namun, ada juga beberapa musisi Indonesia seperti Dewa Budjana, Balawan, dan Erros Djarot yang pernah memesan gitar buatan Tuges.



"Budjana sudah banyak pakai gitar dari saya, malah ada satu gitar saya yang dia umpetin (jarang dipakai). Itu kan jagoannya dia yang pernah dipakai di video klip 'Gitarku: Hidupku, Kekasihku'," imbuhnya.

Gitar Akustik Jumbo Pesanan Presiden SBY

Saat ini Tuges mengaku sedang mengerjakan gitar akustik pesanan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan ukiran namanya dan nuansa merah putih.

"Cerita awalnya Pak SBY pesan gitar itu pas lagi ada kongres di Bali, 16 Juli 2011 lalu. Saya diundang Pak Menteri (Budaya dan Pariwisata) Jero Wacik untuk ke hotel tempat Pak SBY menginap. Pak Jero pun atas rekomendasi Dirjen I Gede Pitane yang mengetahui kerajinan ini," tuturnya.


Gitar Tuges untuk orang nomor satu di Indonesia itu dibuat dengan 30 jenis bentuk pahatan dan bahan-bahan pilihan berkualitas. Spesifikasi bahannya untuk bagian bass dan treble terbuat dari rosewood, dan kayu alascan spruce yang diimport langsung dari Alaska.

Sementara bagian handle terbuat dari kayu eboni, dan bagian belakang dari kayu mahoni. "Untuk ukiran SBY saya kasih dari batu hijau dan kerang mutiara," ungkapnya.



Gitar tersebut diharapkan rampung sebelum hari ulang tahun SBY yang ke-62 pada 9 September mendatang.

"Saya harus ngebut ngerjainnya. Selain pesanan Pak SBY, saya juga sedang mengerjakan pesanan Pak Joko Suyanto, Menko Polhukam. Beliau aslinya main drum, tapi minta dibuatkan gitar listrik ber-neck panjang atau bariton dengan motif macan, kan dia shio macan," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar